Sabtu, 06 Juni 2015

Istanbul, Kota dengan Seribu Masjid

Alhamdulillah setelah kurang lebih 14 jam mengudara....17 jam transit...akhirnya tiba di
Attaturk International Airport, Istanbul. Kesan pertama yang saya dapet di airportnya adalah "kok biasa aja ya, gini aja gitu airportnya ?" tidak ada kesan wah untuk ukuran bandara internasional dan bahkan tidak ada wifi :'(.

Keluar sehabis mengambil bagasi menuju tram station juga tidak ada petunjuk yang jelas. ternyata setelah keluar airport berjalan ke arah kanan mengikuti panah yang dtempel sekedarnya di tiang-tiang luar airport kemudian ada eskalator kebawah di sebelah kanan, turun kemudian barulah ketemu tram station. Berbekal Istanbulkart pinjam dari teman, saya refill 100TL kartu tersebut. Istanbulkart ini kartu untuk naik tram di Istanbul yang bisa diisi ulang dan bisa digunakan tidak hanya untuk 1 orang saja.
Tram

Secara geografis, Istanbul ini unik karena terletak di 2 benua. Benua Asia dan Benua Eropa yang dipisahkan oleh Laut Marmara dan dihubungkan dengan jembatan Bosphorus dan jembatan Fatih Sultan Mehmet dan juga dihubungkan dengan kereta bawah laut yang disebut "Marmaray Link" sepanjang kurang lebih 13 km. 

Berbagai macam orang Turki dari berbagai daerah mengadu nasib di Istanbul belum lagi ditambah para expat dan turis tumplek blek disini menyebabkan kemacetan dimana-mana dan tram selalu penuh penumpang. Hampir di setiap jengkal kota ini terdapat masjid. Istanbul dihiasi masjid-masjid berarsitektur indah meskipun menurut saya hampir mirip satu sama lain. Masjid-masjid tersebut menjadi daya tarik para turis, beberapa masjid besar selalu dipenuhi para turis yang keluar masuk selain untuk beribadah ada juga yang sekedar melihat-lihat indahnya arsitektur masjid dari dekat. 
Meet Amel, my travel partner ^^



Saya tinggal di Istanbul selama 6 hari 4 malam. Cukup lama memang, tapi masih terasa kurang dan masih banyak tempat menarik yang tidak sempat saya datangi. FYI saya ke Turki sekitar akhir Januari jadi suhunya cukup dingin sekitar dibawah 10c. Beberapa tempat yang saya datangi dan aktivitas yang saya lakukan selama di Istanbul sebagai berikut :


  • Haghia Sophia, atau disebut Aya Sofia merupakan sebuah museum yang terletak di kawasan Sultanahmet. Tiket masuk museum ini sebesar 30TL. Museum ini tadinya adalah sebuah gereja kemudian beralih fungsi menjadi masjid saat Konstatinopel (Turki) ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II. Namun pada akhirnya dijadikan museum dan menjadi objek wisata terkenal sejak pada masa kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk. langit-langit Haghia Sophia yang penuh dengan kaligrafi dan lukisan bernuansa Islam dan Kristen membuat museum ini unik dan sangat menarik. Saya gak bisa berhenti mengabadikan tiap sudut Haghia Sophia yang cantik ini. 

     
         kaligrafi dan lukisan di langit-langit Aya Sofia
Haghia Sophia tampak luar


  • Sultanahmet Camii atau biasa disebut Blue Mosque, masjid ini berdiri megah diseberang Haghia Sophia. Untuk masuk ke masjid ini gratis namun harus berpakaian sopan dan berkerudung. Saat menjelang waktu solat para turis yang masuk untuk sekedar melihat indahnya bagian dalam Masjid dipersilahkan untuk keluar, dan Alhamdulillah saya sempat ikut solat berjamaah di Masjid yang dibangun di masa kepimimpinan Sultan Ahmet I di sekitar tahun 1609-1616. Arsitektur luar masjid ini terdiri dari 1 kubah dan 6 minaret dan untuk bagian dalamnya, sesuai dengan namanya bernuansa warna biru.



Sultanahmet Camii 



  • Taksim, bisa dibilang tempat gaulnya di Istanbul. Restauran, Bar, Cafe, tempat belanja berjajar disini. Kalau tidak mau jalan jauh, disini juga terdapat nostalgic tram yang bisa membawa kita sedikit bernostalgia naik tram ala jaman dulu, siap-siap saja mengantri untuk naik nostalgic tramDari pagi sampai tengah malam kawasan ini benar-benar ga ada matinya, selalu ramai. Sempat mencoba makan di salah satu resto di sekitar ujung jalan taksim yang menyajikan masakan fusion Turki dengan harga yang relatif murah.

Nostalgic Tram


bagian dalam tram


Taksim di malam hari

Galata Tower, masih di area Taksim


  • Karakoy Gulluoglu, tempat makan Baklava terkenal Istanbul. Saya mengetahui tempat ini dari seorang kawan yang saya temui di Istanbul, Mehmet. Sedikit cerita tentang Mehmet, dia adalah seorang kawan yang berasal dari Malatya namun bekerja dan tinggal di Istanbul yang saya kenal lewat whatsapp yang awalnya merupakan teman dari temannya teman (mutual friendnya agak panjang memang, hehe). Selain teman seperjalanan saya, Amel yang setia menemani, Mehmet inilah juga yang menemani dan menunjukkan tempat-tempat menarik di Istanbul. Kembali ke baklava, baklava adalah pastry khas turki dengan berbagai bentuk dengan isian pistachio ditambah dengan honey syrup. Di Goreme saya sempat mencoba Baklava tapi menurut saya rasanya terlalu manis gak jelas, tapi di karakoy gulluoglu ini rasanya beda, manisnya pas pokoknya enakk banget. Tempat ini sangat terkenal cek aja di youtube ada liputan tentang tempat ini dan selalu dipadati dengan pengunjung, sampai sampai saya makannya berdiri saking ramainya. Harga 1 paket baklava isi 10 adalah 24TL










  • Spice Bazaar, adalah pasar yang letaknya sekompleks dengan Yeni Camii dekat dengan Eminonu Station. Dulunya merupakan pasar Mesir karena dibangun dari pendapatan pajak yang dipungut di Mesir. Pasar ini menjual berbagai jenis rempah, turkish delight, dan juga suvenir. Saya mampir kesana saat hari sabtu, padatnya bukan main, sama padatnya dengan pasar tanah abang menjelang lebaran. Saya hanya membelikan titipan gantungan kunci seharga 1 TL per biji dan sempat makan di salah satu warung lokal. Warung ini entah apa namanya hasil rekomendasi Mehmet, menyajikan masakan sis kebab dan adana. Rasanya uenaakk banget, gak heran warung kecil ini dipenuhi orang turki yang mengantri menunggu meja yang kosong. 


my favorite sis kebab


  • Yeni Camii, letaknya berdampingan dengan spice bazaar. Arti dari Yeni Camii adalah Masjid Baru. Masjid ini tadinya bernama Valide Sultan Mosque yang bangunannya baru setengah jadi, baru kemudian pembangunannya diteruskan dan akhirnya selesai pada tahun 1665. Kemudian diberi nama New Valide Sultan Mosque dan selanjutnya dipersingkat menjadi New Mosque saja. Secara arsitektur tidak jauh berbeda dengan masjid kebanyakan di Turki






  • Galata Bridge, Disini saya sekedar menikmati sunset sambil mengamati orang lalu lalang dan orang mancing. Juga ada panganan yang ramai pengunjung disini yaitu fish sandwich, saya tidak sempat mencicipi karena uda ilfil liat antriannya



penjual fish sandwich yang legendaris
Eminonu sore hari


  • Dolmabahce Palace, merupakan istana Sultan pada masa akhir kerajaan Ottoman dibangun pada abad 19 yang terletak di daerah Beksitas dekat  dengan Kabatas Station. Disinilah Mustafa Kemal Attaturk tinggal sampai dengan akhir hayatnya. Untuk masuk kawasan Istana dibagi menjadi 2 bagian yaitu Hareem yang merupakan tempat tinggal para Istri dan Ibu Sultan dengan tiket masuk seharga 20TL dan bagian lainnya adalah Selimlik seharga 30TL atau bisa juga dengan tiket terusan sebesar 40TL. Letak Dolmabahce palace ini tepat di pinggir selat Bosphorus, saat disana terjadi angin kencang dan gelombang tinggi sehingga areal taman Istana kemasukan air laut. Sayangnya didalam istana pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil foto.



Bosphorus Gate


  • Basilica Cistern, letaknya di kawasan Sultanahmet. merupakan musium bawah tanah yang menyimpan patung kepala Medusa. Tiket masuk Basilica Cistern adalah 20TL. Basilica cistern dulunya merupakan penampungan air bersih di jaman kekaisaran Byzantium. Penampungan air ini disokong oleh 383 tiang marmer yang ternyata beberapa bagian bangunan berasal dari jaman romawi kuno, termasuk didalamnya terdapat kepala Medusa. Medusa adalah makhluk di mitologi Yunani yang berupa wanita cantik berambut ular, Konon siapapun yang menatap langsung ke matanya akan berubah menjadi patung oleh karena itu peletakan patung Medusa dibalik untuk menghindari hal tersebut. Masuk ke musium bawah tanah ini kesan mistisnya terasa, dengan background musik ala film horor, suasana lorong yang gelap dengan beberapa genangan air dan saya sendirian menatap ke patung Medusa. Passs..seremnya







  • Gulhane Park, terletak di samping Topkappi Palace. Taman ini akan cantik dihiasi berbagai bunga saat musim semi, jadi tidak ada yang spesial saat saya kesana, hanya beberapa pasangan yang lagi pacaran :'(







  • Topkappi Palace, terletak di Sultanahmet. Merupakan istana kediaman resmi Sultan Utsmaniyah di salah tiket masuknya seharga 30TL. sayangnya saya salah lihat jadwal, saat kesana yaitu selasa pas dengan jadwal tutup istana ini, dan sore harinya saya sudah harus pulang ke Indonesia. hiks



  • Grand Bazaar, bisa dibilang surganya belanja di Istanbul. letaknya di Beyazit station, bisa juga jalan kaki santai dari Sultanahmet. Masuk ke pasar ini rasanya seperti masuk ke labirin, membingungkan dan bikin nyasar. Belanja di pasar ini juga memerlukan keahlian, kalau gak mau ditipu oleh penjual. Saya pribadi kurang suka belanja disini, entahlah saya merasa para penjualnya banyak yang tukang tipu baik dari segi harga dan produknya, contohnya untuk sarung bantal kalau gak tau betul bisa-bisa motif yang kita pilih itu produk India atau Pakistan bukan khas Turki. Tapi jangan kuatir ada juga kok penjual yang kasih harganya beneran murah tinggal kita yang harus jeli dan tak patah semangat mencari di tengah pasar labirin ini. Best price yang saya dapat adalah 1TL untuk dompet hape/koin dan 1TL juga untuk gantungan kunci.




  • Bosphorus Cruise, sore terakhir saya di Istanbul setelah seharian hujan dan masih diwarnai dengan rintik-rintik saya bertekad untuk tetap ke Eminonu untuk ikut tur Bosphorus Cruise. Tak lengkap rasanya traveling di Istanbul jika tidak mencoba tur menyusuri selat Bosphorus dengan kapal selama kurang lebih 2 jam. Meski sendirian saja karena Amel sudah kelelahan menjelajahi Turki selama 2 minggu dan memutuskan untuk istirahat saja di hotel dan Mehmet yang mengaku bosan dengan Bosphorus cruise, ditambah dengan cuaca yang sedang kurang bersahabat hujan dan berangin, tidak menyurutkan langkah saya untuk ikut tur ini. Berdasarkan petunjuk dari teman untuk ikut tur ini bisa menggunakan operator turuyol yang kantornya dan start pointnya di dekat eminonu station dan galata bridge seharga 12 TL. Namun setiba di eminonu station dan menyeberang ke sisi jembatan tiba-tiba ada seorang bapak yang menawarkan bosphorus cruise seharga hanya 10TL dan akan segera berangkat, melirik ke arah kapal, memang benar tali jangkarnya sudah dilepas dan kapal mulai berjalan menjauh. Tanpa pikir panjang langsung lah saya bayar 10TL dan melompat naik, well my lucky day i guess, gak perlu cari-cari kantor operator tur dan gak perlu lama menunggu penumpang. Ikut Bosphorus cruise saat winter gini memang agak sedikit kurang nyaman. Suhu sekitar dibawah 10c membuat saya gak bisa lama-lama untuk menikmati view dari bagian luar kapal karena angin cukup bikin wajah serasa ditampar pake es batu. Tapi duduk sendirian di bagian luar kapal sambil menikmati pemandangan jembatan penghubung Asia-Eropa ketika sunset, such a priceless moment.







4 komentar:

  1. Cerita perjalananya bikin kepingin.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Mbak...bulan januari di Turki apa nggak musim salju...ini ada rencana mendadak ke Turki boleh nanya lebih detil..FB saya Langgeng Pambudi..Tks.

    BalasHapus