Sabtu, 10 Februari 2018

Mengurus Visa Schengen (Belanda) via VFS Surabaya

Visa selalu jadi momok tersendiri bagi saya ketika akan bepergian ke Luar Negeri, meski sudah beberapa kali mengurus visa dan berhasil mendapatkannya. Termasuk Visa Schengen. Sebelum mengurus visa ini terlebih dahulu blog walking untuk melihat pengalaman orang-orang dan tentu saja makin mules dan deg-degan karena beberapa bahkan ada yang ditolak. Tapi tetap saja PeDe untuk mengurus sendiri tanpa bantuan Travel Agent. Berikut ini pengalaman saya mengurus Visa Schengen (Belanda) melalui VFS Surabaya yang ternyata sangat mudah.

Jumat, 23 Desember 2016

Pengalaman Memperpanjang Paspor di Surabaya

Ini kali kedua saya melakukan perpanjangan paspor. Sebenarnya masa berlaku paspor baru akan habis pada Februari 2017, tapi di karena sudah masuk masa kurang dari 6 bulan paspor tersebut sudah tidak bisa digunakan untuk bepergian ke Luar Negeri. Perpanjangan kali ini saya memutuskan untuk berubah ke e-paspor. Kelebihan dari e-paspor adalah bisa mendapat visa waiver Jepang. Visa tersebut bisa berlaku s/d 3 tahun untuk tiap kali kedatangan di Jepang selama 15 hari. Biaya untuk pengurusan e-paspor ini memang jauh lebih mahal, yaitu Rp 655 ribu, tapi dengan kelebihan bisa mendapatkan visa waiver Jepang tersebut saya rela bayar lebih mahal. Prosedur baik bikin baru maupun perpanjangan kurang lebih sama, dan senang rasanya ketika tahu prosedurnya sekarang jauh lebih mudah.

Sabtu, 02 Juli 2016

Jalan -Jalan ke New Zealand part 1



ini bagian pertama video perjalanan selama di New Zealand 2 minggu. Maaf lagi malas banget nulis blog. If you guys have any question about New Zealand,mulai dari visa, tiket, penginapan, please leave a comment below. :)

Kamis, 24 September 2015

Cappadocia, The Land of Fairy Chimneys

Ini adalah bagian kedua dari perjalanan saya menjelajahi Turki pada bulan Januari 2015,
untuk bagian pertama bisa dibaca disini. Cappadocia, daerah ini sangat terkenal bagi para turis. Namun jika melihat di peta maka tidak akan ada nama Cappadocia. Kata Cappadocia memiliki arti "land of beautiful horses". Kawasan ini mencakup antara lain  Nevsehir, Goreme, dan Urgup. Di tiga daerah itulah turis banyak menginap, saya lebih memilih menginap di Goreme karena kabarnya letaknya dekat sekali dengan open air museum. Lanskap Cappadocia terkenal dengan formasi bebatuan yang berbentuk seperti fairy chimneys (cerobong). Daerah ini mengingatkan saya dengan film kartun Flinstones yang tinggal di rumah gua, disini hampir di setiap bebatuan besar tersebut ada pahatan berbentuk jendela dan pintu. Banyak diantara bebatuan tersebut sudah ditinggal oleh penghuninya dan banyak diantaranya yang disulap menjadi penginapan menawarkan sensasi tidur didalam gua bagi turis. 

Kamis, 20 Agustus 2015

Salah Sangka sama Orang India

Setiap saya bilang akan berangkat traveling ke India, kebanyakan lawan bicara saya mengernyitkan dahi sambil bilang “ngapain ke India ? banyak pemerkosaan loh disana”, bahkan Ibu saya dengan nada yang agak tinggi menasehati untuk tidak berangkat ke India, “Nanti kamu bisa mati lohh, kan lagi gelombang panas” :). Perasaan saya ketika akan berangkat ke India sejujurnya agak campur aduk memang, antara excited tapi agak ngeri. Kalau soal gelombang panas, saya sudah mengecek hampir tiap hari berita dan accuweather dan sepertinya di tanggal keberangkatan saya, heatwave sudah lewat musimnya berganti musim monsoon dimana curah hujan akan cukup tinggi meski juga cuaca tetap panas. Yang membuat saya agak ngeri adalah orang-orang yang akan saya temui di India. Seperti yang diketahui banyak pemberitaan negatif mengenai India, tentu saja pemerkosaan menjadi headline nya. Selain itu saya juga banyak membaca referensi di blog dan grup backpacker, banyak yang mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan selama di India. Mulai dari ditipu supir taksi atau tuktuk dibawa ke tempat yang salah dan minta bayaran mahal, diajak ke toko souvenir / sari yang letaknya jauh di antah berantah dan harganya muahal sekali dengan dalih pemilik toko adalah temannya yang akan memberikan khusus, pernah juga saya membaca ada salah seorang traveler yang berkenalan dengan orang india via sosial media khusus traveler saat ketemuan malah diajak ke night club, merayu dan kemudian minta cium padahal saat memilih host / teman di sosial media itu si traveler sudah membaca baik-baik latar belakang dan identitas teman baru yang akan ditemuinya itu. Membaca hal tersebut, perut saya mulai mules. Meski saya pergi berlima tapi tidak membuat kekhawatiran saya berkurang.