Kalo si Franz Wisner menuliskan pengalamannya traveling bersama saudaranya akibat gagal nikah di buku "Honeymoon with My Brother". Saya memberi judul trip kali ini dengan "honeymoon with my Sister", etapi bukan karena saya gagal nikah juga lohhh, just simply because me and my sister traveling together. Bukan kali pertama sebenernya saya traveling berdua saja dengan kakak saya, dan kali ini Lombok adalah destinasi traveling kami.
Traveling dengan kakak berarti sudah siap dengan konsekuensi untuk packing for 2. Saya tipe yang well prepared sedangkan kakak sloppy style untuk masalah barang bawaan, seringkali saya yang packing barang bawaannya.
Tiket untuk ke Lombok saya dapat dengan harga yang sangat murah, hanya 416 rb PP dengan citilink untuk keberangkatan pas long weekend !
Untuk trip kali ini saya tidak menyiapkan itinerary karena memang tujuan kami untuk liburan santai, toh baru pulang umroh juga jadi masi agak capek.
Total menginap 3 malam saya habiskan 1 malam di Sendok Hotel Senggigi dan 2 malam di Ricel Homestay Gili Trawangan.
Day 1, nyampe Lombok uda agak malem cuma sempet makan ayam taliwang "Udin" di Mataram yang menurut saya rasanya enak tapi gak spesial dan kemudian cek in Sendok Hotel Senggigi.
|
Sendok Hotel |
Day 2, skitar jam 6 pagi jalan kaki ke pantai Senggigi yang jaraknya sekitar 300 meter dan ternyata kecewa banget. Pantainya kotor, bau sampah, gak banget pokoknya. Disitu cuma foto-foto bentar lalu balik hotel, sarapan, packing, kemudian tidur (lagi) sambil nunggu jemputan jam 11. Siangnya makan ikan bakar di pinggir jalan deket pantai nipah, and this what i called finger licking good food.. yummy.
|
Otw to Bangsal - Pantai Nipah view from the top with super nice family who gave us a ride ^^ |
Di Pelabuhan bangsal, dengan membeli tiket seharga 12 rb kami menyebrang ke Gili trawangan.
Nyampe Gili trawangan sempet bete karena penginapan yg saya booked gak bisa ditempatin dengan alasan under renovation tanpa confirm ke saya by phone padahal uda sempet saya telp 2x !
Berhasil dapet kamar di Ricel homestay. kamarnya sih bersih tapi overpriced menurut saya kalau dilihat dari segi lokasi. Setelah proses pembayaran kami tertidur di kamar karena diluar matahari masi terik banget. Panas cyiin..
|
Ricel homestay |
Sekitar jam setengah 5 sore dengan sepeda sewaan muterin pulau sambil cari spot untuk foto-foto dan sunset. Gagal liat sunset karena tertutup awan, 2 jam genjot sepeda ternyata bikin laper. Makan sate seafood dan mie goreng di pasar malem, murah dan kenyang. Rasa standard.
|
Suatu sore di Gili Trawangan |
Balik ke kamar dan jam 8 malam uda ambil posisi untuk sleeping beauty dan disaat yang sama seisi pulau sedang bersiap untuk party *not our thing.
Day 3, niat bangun pagi mengejar sunrise tentu saja gagal. Baru mulai keluar kamar skitar jam 6 pagi disaat matahari uda mulai tinggi. Dan pagi itu kami lanjut muterin pulau naek sepeda dan menemukan spot oke lagi untuk foto-foto. Balik ke penginapan dengan nyawa yang sepertinya belum terkumpul mas-mas staf homestay nawarin breakfast yang pilihannya antara toast and egg atau banana pancake.
|
Pagi di Gili |
Abis sarapan balik leyeh2 lagi karena island hoping tour yang kami pesan sehari sebelumnya baru dimulai pukul 11 siang.
Tour hari ini diantara 40 peserta mayoritas org indo karena kabarnya para bule masi pada hangover abis party semalem.
Entah karena ekspektasi saya yang berlebihan tentang alam bawah laut di Lombok atau memang bawah lautnya uda gak bagus. Snorkeling di 3 spot berbeda dan Coralnya mati semua dan gak ketemu dengan gerombolan ikan berwarna warni. Kecewa.
|
Gili Underwater |
Makan siang di Gili meno dengan harga yang amit-amit mahalnya. Indomie rebus pake telur en sayur 35 ribu !
|
Gili Meno |
|
Ice cream during the daylight - refreshing ! |
Malamnya uda niat dandan cantik dan semangat berjalan kaki untuk fine dining di salah satu resto seafood "Scallywags" yang katanya sih enak meskipun harganya mahal tapi gak apa deh demi yang namanya pengalaman. Tapi begitu sampai didepan resto dan mengecek daftar menu, kami langsung balik badan karena ternyata resto tersebut juga menjual menu b2. Dinner mahal malam itu kembali digantikan dengan makan di pasar. weew. Dan malam itu seisi pulau kembali Party dan kami kembali tidur awal.
Day 4, kali ini kami gak begitu telat untuk menyaksikan sunrise, yeayy. Pagi itu saat bersepeda untuk melihat sunrise, kebetulan papasan dengan pak Bondan Winarno yang juga sedang berlibur di Gili Trawangan. Tapi tentunya berbeda kasta dengan kami yang hanya menginap di homestay, pak Bondan menginap di villa Ombak, penginapan paling mahal di Gili.
|
Sunrise & Levitation |
Kembali ke kamar saya minta dibikinin toast and egg sebagai sarapan, nah ada kejadian lucu pas staf homestay antar sarapan kami ke kamar. Percakapan kami kurang lebih seperti ini :
Staf : perlu kecyap ?
Saya : Apa mas ? (*antara ga denger dan mulai berpikir..)
Staf : iya, perlu kecyap mbak ? (OOoo..nawarin kecap..*what a weird pronounciation pikir saya)
Saya : HAH ?? engg..gak usah deh mas (*mulai memandang heran ke si mas, sejak kapan makan roti bakar pake kecap heh ?? mungkin mas itu masi hangover abis party.ckckck)
Kemudian hening...dan saya mulai ketawa sendiri, ternyata saya yang bego....karena ternyata setelah dipikir-pikir, Mas itu bukannya nawarin kecap tapi Ketchup yang artinya SAOS ! :D
Usai sarapan dan packing, sekitar pukul 8 pagi kami uda jalan ke pelabuhan untuk kembali ke bangsal dan lanjut untuk eksplor di sekitar Lombok Tengah.
Untuk makan siang kami ke RM. Cahaya dekat dengen bandara Lombok dengan menu andalannya Nasi Balap Puyung. Kalau dari penampilan sih menu ini tidak terlihat istimewa, tapi begitu uda nyicip terutama sambelnya..weww puedees dan endesss (*baca : enak) banget.
Lanjut perjalanan, jalur yang kami tempuh ini juga melewati desa wisata suku Sasak jadi kami mampir sebentar, beli beberapa kain batik, foto-foto (lagi) dan kemudian lanjut langsung ke Tanjung Aan.
Pemandangan di Tanjung Aan bener-bener breathtaking, indah, dengan butiran pasir pantai yang besar-besar dan gugusan batu karang yang diterpa ombak besar membuat pemandangan makin dramatis romantis (*halah). Btw, ditengah laut terdapat gugusan karang yang katanya jadi tempat syuting iklan sebuah merk rokok. Kita bisa merapat ke karang tersebut dengan naik perahu yang disewakan sekitar 150rb (bisa ditawar).
|
Tanjung Aan |
Dari Tanjung Aan tidak jauh dari situ, kami mampir ke Pantai Kuta. Berbeda dengan Pantai Kuta yang ada di Bali yang suasananya kemriyek (*baca :rame banget) disini lebih tenang dan sama dengan Tanjung Aan, pasirnya dengan butiran besar.
|
Pantai Kuta |
Overall selama 4 hari 3 malam, saya benar-benar bisa merasa santai dan istirahat. Gimana gak istirahat, capek dikit qt langsung memilih tidur daripada jalan2. tiap malam selalu tidur lebih awal dan bangun agak siang. Dan seperti destinasi traveling lainnya saya juga merasa harus kembali lagi ke Lombok, someday.
|
enjoy the moment |
Ps. In life, sometimes we need to slow the pace and enjoy every moment of it
Tidak ada komentar:
Posting Komentar